Selalu Ada Hikmah di Balik Musibah

Sudah hampir tiga bulan Covid 19 menyerang Indonesia, sejak dikonfirmasi dan diumumkan pada bulan Februari kemarin. Setiap hari korban terus berjatuhan dan jumlahnya terus merangkak naik. Bahkan, hari ini, per tanggal 25 April, korban yang positif sudah menyentuh angka tujuh ribu orang lebih. Pemerintah sudah mengambil langkah-langkah preventif dan menerapkan berbagai kebijakan untuk membatasi mobilitas manusia dalam menekan penyebaran virus ini, mulai dari himbauan Social Distancing sampai yang terbaru, PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar. 

Sumber Foto : https://twitter.com/kemenhub

Dampak dari Pemberlakuan PSBB, kota-kota besar menjadi sepi bak kota mati. Sektor perekonomian loyo. Banyak toko-toko tutup. Perusahaan dan kantor juga ikut diliburkan. Banyak karyawan terpaksa dirumahkan atau di-PHK. Karena pemutusan kerja dan aktivitas ekonomi yang mandeg, akhirnya orang-orang yang selama ini merantau dan bekerja di kota, terpaksa pulang ke kampung halamannya. 

Dari berbagai sisi negatif yang ditimbulkan oleh wabah tersebut, tentu ada secercah harapan dan pelajaran yang bisa diambil. Adagium "di balik musibah pasti ada hikmah" menjadi relevan saat ini, bahwa dengan adanya wabah Covid 19 ini ada hal-hal yang tetap bisa kita syukuri. Jika tahun-tahun sebelumnya di saat bulan puasa kita masih berjibaku dengan rutinitas kerja dan kemacetan di jalan-jalan kota, Alhamdulillah, Ramadhan kali ini - yang jatuh pada tanggal 24 April - bisa kita jalani dengan berkumpul bersama  keluarga tercinta di rumah.

Sumber Foto : Kompasiana.com

Fasilitas Ramadhan yang disiapkan oleh Allah Tahun ini, bisa sangat spesial karena dua hal : Pertama, karena kita berpuasa di tengah wabah dan pahalanya pun bisa dua kali lipat. Kedua selain bisa berkumpul dengan keluarga, kita juga bisa lebih khusuk dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Selain itu, karena kebijakan pemerintah untuk meliburkan sekolah dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar dari rumah, anak-anak bisa lebih dekat dengan orang tuanya, dan memantau perkembangan sang anak dalam proses belajar. 

Mari tetap bersyukur meskipun di tengah wabah dan musibah.

Pamekasan, 25 April 2020